Selasa, 14 Oktober 2008

Barcode

The History of Barcode

Barcode adalah suatu metode identifikasi dan pengumpulan data secara otomatis.
Ide barcode pertama kali muncul pada tahun 1948. Hak paten pertama untuk bar code tipe produk diterbitkan oleh investor Bernard Silver dan Joseph Woodland pada tanggal 7 Oktober 1952. Barcode mereka dapat dijelaskan sebagaisimbol ‘mata banteng’, terdiri atas kumpulan lingkaran konsentrik.

Barulah pada akhir tahun 1960 laser sebagai alat pembaca barcode dapat dihasilkan dan dimulailah perkembangan bentuk barcode sampai pada bentuk seperti sekarang ini,yaitu strip garis hitam tebal dan tipis. Pada tahun 1973, dengan mengadopsi the Universal Product Code, mengubah barcode yang saat itu hanya baru sekedar teknologi, menjadi sebuah bisnis. Pada tahun 1974, permen karet adalah produk pertama yang menggunakan barcode dan scanner pada kemasannya. Sejak saat itu barcode mulai digunakan pada setiap kemasan produk . Untuk memudahkan, dibuatlah standardisasi barcode yang digunakan di seluruh dunia.

Cara membaca Barcode...

Kebanyakan barcode di US terdiri atas 12 dijit UPC ( Universal Product Code), dengan 10 dijit di bawah kode dan 1 angka kecil di setaip sisinya.

Ingat bahwa barcode teridiri atas garis putih dan hitam. Garis putih yang terletak di antara garis hitam adalah bagian dari kode.

Mengerti bahwa terdapat 4 perbedaan ketebalan dari garis hitam. Untuk selanjutanya, garis tertipis menunjukkan angka 1, ukuran sedang adalah 2, tebal adalah 3 dan yang paling tebal adalah 4.

Setiap UPC barcode dimulai dan diakhiri dengan 101 ( hitam tipis, putih tipis, hitam tipis). Di setiap tengah barcode, terdapat dua garis hitam tipis diantara 2 angka. Setaip barcode memiliki 01010 pada bagian tengahnya.

Sadari bahwa setiap dijit terdiri atas angka-angka kecil yang memulai dan mengakhiri suatu barcode, yang terdiri atas kumpulan 4 garis yang unik. 0 = 3211, 1 = 2221, 2 = 2122, 3 = 1411, 4 = 1132, 5 = 1231, 6 = 1114, 7 = 1312, 8 = 1213, 9 = 3112.

Sabtu, 04 Oktober 2008

system analyst...

System analyst adalah suatu posisi (dalam hal
pekerjaan) yang terfokus dalam
area jaringan kerja/ aplikasi dan administrasi
telekomunikasi/ Database, tergantung
pada kebutuhan operasional dari
Divisi teknologi informasi.
Posisi ini juga memiliki fungsi business analyst
dalam mengembangkan solusi teknologi
dan juga dapat pula menyediakan pertolongan
tingkat profesional untuk sistem komputer dan software.

System Analyst harus mampu membedakan
dirinya sendiri dari pekerjaan
atau posisi Technology Analyst
dari tingkatan tanggungjawab,
Teknikal, dan skill dari seorang
System analyst, yang membutuhkan
Kemampuan bekerja secara individu dalam
proyek.

Seorang System analyst diawasi oleh
Manager Teknologi Informasi.
Sedangkan, system analyst itu sendiri
Tidak melakukan pengawasan secara langsung. Namun, ia bisa saja dibutuhkan
Jika terjadi kesalahan teknis
Maupun fungsionil oleh staff bawah,
Intern, dan vendor.
Kewajiban seorang System Analyst..
Untuk Divisi Network/ Telecommunications Administration :
Menerima, mencatat dan mendata semua permasalahan dan pertanyaan dari pengguna yag berhubungan dengan network dan telekomunikasi.
Menginstalasi dan merawat akses keamanan dari para pengguna.
Mengkoordinasi kegiatan pembelian dari departemen
Mengetes dan mengevaluasi network software dan product,etc.

Divisi Application / Database / GIS Development :
Mengidentifikasi kebutuhan departemen yang dibutuhkan untuk sistem database
Memfasilitasi pertemuan dan proyek antar departemen
Mengembangkan dan merawat database perusahaan
Menyediakan kebutuhan departemen dan perusahaan akan semua software dan hardware sistem informasi
etc.
Untuk menjadi seorang system analyst harus memiliki… 1. Pengetahuan, antara lain tentang: operasi, prosedur dan fungsi perusahaan, layanan network dan komunikasi, aplikasi backup dan security, sistem pemeliharaan, database (Oracle, Microsoft SQL, Informix), Sistem operasi windows, dan prinsip manajemen personel. 2. Skill dalam: manajemen proyek, pendiaknosaan dalam permasalahan komputer, menginstal dan mengoperasikan peralatan komputer maupun network, manajemen database, prinsip operasi,konsep sistem informasi dan menganalisa sistem.
3. Kemampuan untuk : menjalin hubungan baik dengan berbagai level organisasi, mengerti dan paham petunjuk secara tulisan maupun lisan, mampu mengetahui solusi dari berbagai tingkat permasalahan, mengoperasikan hardware dan software komputer dan telepon, metode dan prosedur penganalisaan, mengembangkan dalam perbaikan sistem yang lebih efektik dan biaya yang efisien, etc.