The History of Barcode
Barcode adalah suatu metode identifikasi dan pengumpulan data secara otomatis.
Ide barcode pertama kali muncul pada tahun 1948. Hak paten pertama untuk bar code tipe produk diterbitkan oleh investor Bernard Silver dan Joseph Woodland pada tanggal 7 Oktober 1952. Barcode mereka dapat dijelaskan sebagaisimbol ‘mata banteng’, terdiri atas kumpulan lingkaran konsentrik.
Barulah pada akhir tahun 1960 laser sebagai alat pembaca barcode dapat dihasilkan dan dimulailah perkembangan bentuk barcode sampai pada bentuk seperti sekarang ini,yaitu strip garis hitam tebal dan tipis. Pada tahun 1973, dengan mengadopsi the Universal Product Code, mengubah barcode yang saat itu hanya baru sekedar teknologi, menjadi sebuah bisnis. Pada tahun 1974, permen karet adalah produk pertama yang menggunakan barcode dan scanner pada kemasannya. Sejak saat itu barcode mulai digunakan pada setiap kemasan produk . Untuk memudahkan, dibuatlah standardisasi barcode yang digunakan di seluruh dunia.
Cara membaca Barcode...
Kebanyakan barcode di US terdiri atas 12 dijit UPC ( Universal Product Code), dengan 10 dijit di bawah kode dan 1 angka kecil di setaip sisinya.
Ingat bahwa barcode teridiri atas garis putih dan hitam. Garis putih yang terletak di antara garis hitam adalah bagian dari kode.
Mengerti bahwa terdapat 4 perbedaan ketebalan dari garis hitam. Untuk selanjutanya, garis tertipis menunjukkan angka 1, ukuran sedang adalah 2, tebal adalah 3 dan yang paling tebal adalah 4.
Setiap UPC barcode dimulai dan diakhiri dengan 101 ( hitam tipis, putih tipis, hitam tipis). Di setiap tengah barcode, terdapat dua garis hitam tipis diantara 2 angka. Setaip barcode memiliki 01010 pada bagian tengahnya.
Sadari bahwa setiap dijit terdiri atas angka-angka kecil yang memulai dan mengakhiri suatu barcode, yang terdiri atas kumpulan 4 garis yang unik. 0 = 3211, 1 = 2221, 2 = 2122, 3 = 1411, 4 = 1132, 5 = 1231, 6 = 1114, 7 = 1312, 8 = 1213, 9 = 3112.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar